Minggu, 27 Januari 2013

Jangan abaikan jika anda mengantuk berlebihan


Apabila anda merasa mengantuk berlebihan, yang datang berulang, apalagi jika disertai halusinasi, maka bisa jadi anda terkena gejala “narcolepsy”. Masih banyak orang di Indonesia yang mengabaikan anggota keluarganya, jika mengalami kondisi seperti ini. Narcolepsy memang tidak mematikan, tapi bisa mengurangi kualitas hidup.

Apa yang dimaksud dengan narcolepsy?
Narcolepsy is a neurological condition most characteristized by Excessive Daytime Sleepiness (EDS). A narcoleptic will most likely experience disturbed nocturnal sleep, which is often confused with insomnia, and disorder of REM or rapid eye movement sleep. It is one of the dyssomnias. A narcoleptic may also sleep at any random time.
“Satu dari 2000 orang Indonesia menderita narkolepsi dan sebagian besar diantaranya disebabkan oleh keturunan”, kata Effy Afifah, S. Kep. M.Kes yang dikutip oleh Gloria Daniela Pasaribu, dari majalah Suara Mahasiswa UI. Kecilnya angka tersebut disebabkan oleh banyak masyarakat yang tidak sadar bahwa gangguan tidur yang mereka alami adalah narkolepsi.

Bagaimana gejalanya?
Karakteristik dari narkolepsi adalah mengantuk berlebihan, walaupun telah tidur cukup pada waktu malam hari. Seseorang penderita narkolepsi bisa mendadak jatuh tertidur, dimanapun dan waktu kapanpun.
Dalam bahasa sehari-hari, narkolepsi dapat dikatakan sebagai serangan tidur yang mendadak, tanpa melihat tempat. Penderita sulit menahan kantuk, bahkan pada saat sedang melakukan aktifitas. Oleh karena itu, penderita narkolepsi sering dicap pemalas, dan tukang tidur, karena selalu mengantuk dan kekurangan tenaga.
Narkolepsi tidak membahayakan kesehatan penderitanya, namun bisa membahayakna diri sendiri atau orang lain. Bayangkan, jika saat memasak jatuh tertidur, atau mengantuk saat sedang dalam kondisi menyetir.
Sayangnya sampai saat ini obat-obatan yang ada hanya untuk mengurangi gejalanya, dan tidak menyembuhkan.

Bagaimana jika anda mempunyai keluarga yang menderita narkolepsi?
Dibutuhkan dukungan seluruh keluarga, juga teman-teman dekat penderita untuk men support nya. Teman dekat bisa membantu penderita, yang sering jatuh tertidur bukan di tempat yang tepat, misalnya sedang menunggu kuliah. Jika ini dibiarkan, maka penderita akan ketinggalan pelajaran, karena sering mereka bermimpi telah mengikuti kuliah, padahal jatuh tertidur di bangku di luar ruang kuliah. Apabila penderita bisa datang di tempat kuliah yang tepat, walaupun saat kuliah jatuh tertidur, maka penderita masih dapat mengikuti pelajaran, walaupun tak seefektif teman-temannya yang normal. Walau demikian, di saat-saat tertentu, penderita bisa seperti orang normal, tahan belajar sampai malam mengerjakan tugas.
Keluarga penderita dapat mendukung, dengan meminta jadual kuliah, jadual tugas serta agenda kegiatan sehari-hari, sehingga memudahkan untuk monitoring, mengingatkan dan membantu membangunkan penderita jika sudah waktunya untuk berangkat kuliah. Dukungan pengajar, dosen, untuk memahami penderita sangat penting, sehingga penderita bisa melakukan aktifitasnya sebagai mahasiwa secara normal.

Apakah penderita narkolepsi bisa hidup normal?
Jawabannya adalah “ya”. Disekeliling saya, pada saat kuliah, dalam lingkungan keluarga, saya mengenal beberapa penderita narkolepsi. Saat saya masih mahasiswa, istilah ini belum familier. Saya mempunyai sahabat dekat, yang setiap jam kuliah selalu tertidur. Pada saat kuliah telah masuk ke tahap penjurusan, jumlah mahasiwa setiap kuliah hanya berjumlah delapan orang, sehingga kalau tertidur akan terlihat sangat menyolok.
Jadi, pada saat yang mengajar adalah dosen yang sangat disiplin (atau galak), sahabatku tadi selalu duduk diapit teman-teman dekatnya…yang berfungsi untuk setiap kali mencubit tangannya jika dia telah menunjukkan gejala mengantuk. Bisa dibayangkan betapa tangannya membiru selesai kuliah. Kalau dosennya baik dia sering langsung melorot dari tempat duduk, dan tidur di bawah bangku kuliah, ditutupi oleh teman yang duduk di kiri kanannya agar tak terlihat oleh dosen. Dia sangat menderita, dan saat mengeluh pada ayahnya, ternyata ayahnya juga mengatakan kalau lagi tak sibuk di kantor sering mengantuk.
Praktis, teman saya tiap hari meminjam catatan kuliah dari temannya, karena kalau dipaksa menulis, isi catatan kuliah bisa lucu-lucu. Dimanakah dia sekarang? Setelah menjadi sarjana dan bekerja, dia menikah…dan saat ini telah mempunyai gelar S2, dan menjadi pejabat teras di suatu Departemen. Saat ketemu, saya bertanya…”apakah masih suka mengantuk?” Dia menjawab, bahwa setelah melahirkan anak, mengantuknya menjadi berkurang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar