Minggu, 27 Januari 2013

Tanjung Pura, Langkat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanjung Pura
—  Kecamatan  —
Negara  Indonesia
Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten Langkat
Luas 165,78 km²
Jumlah penduduk 66.113 jiwa
Kepadatan 400 jiwa/km²
Desa/kelurahan 14/5

Pemandangan tepi sungai di Tanjung Pura (tahun 1888)

Pemandangan jalan di Tanjung Pura (sekitar 1890)
Tanjung Pura adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Berlokasi sekitar 60 km dari Kota Medan. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh Jalan Raya Lintas Sumatera, merupakan juga kota kecil penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak žaman dahulu Tanjung Pura dikenal juga sebagai kota budaya. Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional Tengku Hamir Hamzah penyair handal nan sederhana yang bermakam di Masjid Azizi Tanjung Pura yang bertempat di depan Jalan Lintas Sumatera atau Jln. Mesjid, Tanjung Pura.

Banyak peninggalan bersejarah disini, seperti makam raja-raja (Sultan Langkat) yang masih terawat baik dikompleks perkuburan Masjid Azizi. Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat, kini hanya meninggalkan sejarahnya yang tersisa, dilingkup budaya Melayu pesisir, ditanah yang memiliki kekayaan alam melimpah tetumbuhan kelapa sawit menghias di areal perjalanan menuju kota lama. Dalam sejarahnya terlahir disini seorang Pujangga besar, menerobos zaman mengukir sejarah dari tanah melayu dengan sastranya yang merentas arti cinta dan ketuhanan. Di tanahnya pula dia beralaskan dan berhiaskan nisan terukir bait-bait goresan penanya seorang nama TENGKU AMIR HAMZAH. Sejarah lama masih terpendam diakar budaya melayu tua. Di Masjid Azizi bersemayam makam raja-raja lama bertahta dan di bentang hulu sungai bersemayam makam tua yang tepenjara dalam lumpur dan derita, disana berdiri makam tua dari sepenggal cerita tentang sejarah lama yang terpinggirkan. Dilingkup sejarahnya terbentang di batu granit tua hiasan kaligrafi dari ukiran lama.

Bersanding di pualamnya TANJUNG dan JAMBAK disisi-NYA kembali menghadap sang Penciptanya, kisahnya masih berselimut kabut. Ditanah melayu Langkat dikisaran sejarah di kota lama yang termarginalkan sungguh naif sebagai pusat kerajaan yang berkuasa di era pembangunan disandingkan sebagai kota TERMISKIN, sungguh penderitaan.

Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama, diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota berdiri disana (walaupun kota yang miskin) berdiri disana Masjid Termegah Azizi, Lembaga Permasyarakatan, Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos serta bersemanyam pula Makam Syeikh ROKAN ,maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa BESILAM (diambli dari kata BABUSSALAM). Dalam perayaan tahunannya, Masjid Azizi dihadiri ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia memperingati haul Tariqah Nasbandiah.
Dalam sejarahnya, nama besar pernah menimba ilmu ditanah Langkat, seperti ADAM MALIK, ini dapat dilihat dari areal kompleks Masjid Azizi yang juga merupakan kompleks pendidikan. Hingga dizaman pembangunan silih berganti pejabat yang betahtah disinggasananya berzirah ke makam Syeih Rokan di desa Besilam mencari “TUAH” dan Tanjung Pura masih tak berubah dari wajah kemiskinannya.
Penduduk Tanjung Pura mayoritas bersuku Melayu 80% selebihnya pendatang terdiri dari: Tionghoa, Aceh, Minang dan Banten.

Tokoh Melayu dan Nasional diantaranya: Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin Ketua PSSI, Guru besar Pertanian UISU, Staf Ahli Menpora, Anggota Ahli Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) dan Alm. Prof. Ing. H. Muhammad Immaduddin Abdurrahim, PhD, MSc pendiri ICMI, Bank Muamalat, Guru Besar Teknik Elektro ITB, Pengajar Ilmu Tauhid, Penasihat Presiden B.J. Habibie dan mendapat gelar Pahlawan Nasional..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar